Ilustrasi |
Gara-gara stok Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai (BHP) di
laboratorium RSUD Banjarbaru seperti reagent widal dan trigliserada kosong,
pasien terpaksa harus memeriksakan diri ke laboratorium swasta. Alhasil,
pemeriksaan yang seharusnya gratis, mau tidak mau harus berbayar.
Kondisi itupun dirasakan salah seorang PNS yang terdaftar
sebagai peserta Askes. Karena kekosongan BHP itu, ia terpaksa memeriksakan
darah ke laboratorium swasta Banjarbaru. “Tadi katanya bahannya habis. Terus
disuruh ke laboratorium lain,” ujar lelaki yang diketahui berprofesi sebagai
dosen Unlam tersebut kemarin.
Setelah ditanyakan dengan Direktur RSUD Banjarbaru dr Hj Endah
Labati Silapurna Basri MHKes melalui Kasi Sarana Bidang Penunjang, Ozi
mengatakan, kekosongan BHP itu sebenarnya sudah dirasakan dua bulan yang lalu.
Namun yang benar-benar terasa itu satu minggu terakhir. “Ini merupakan dampak
dari kurangnya anggaran pada tahun 2011 kemarin. Yang seharusnya cukup sampai
bulan April, tapi habis pada bulan Februari,” ujarnya kemarin.
Menurutnya, pengadaan bahan dan alat kesehatan bukan perkara
mudah. Tim sudah melakukan perhitungan yang akurat, sehingga BHP terus tersedia
hingga satu tahun kedepan. “Tahun 2011 kemarin, anggaran yang disetujui hanya
60 persen dari pagu anggaran yang kami usulkan,” ujarnya. Untungnya sambung Ozi
tahun 2012 ini, pagu anggaran yang diusulkan sama dengan yang disetujui. Yakni
sebesar Rp2,4 miliar.
Saat ini pihaknya sedang melakukan perhitungan kebutuhan hingga
Mei 2013 mendatang. Rencananya proses lelang akan dimulai bulan April ini.
Kendati demikian Ozi mengaku sudah banyak para distributor yang menghubunginya.
Namun tak satupun berani ia terima, karena yang menentukan pemenang adalah
panitia lelang. “Banyak yang masuk. Bahkan mereka bersedia menyediakan barang
duluan, tapi kami tidak berani mengambil resiko,” ujarnya. [*]
Sumber :Radar Banjarmasin
Editor : undercover